Pengelompokan AI Berdasarkan Tahapan Perkembangan
1. Reactive Machines
Inilah “bayi” AI. Ia cuma merespons kondisi saat itu tanpa mengingat masa lalu. Deep Blue, komputer catur yang mengalahkan Garry Kasparov. Hanya menghitung langkah terbaik dari papan saat ini, lalu move on. Cepat, akurat, tapi nggak bisa belajar dari pengalaman.
2. Limited Memory
Level berikutnya punya memori jangka pendek. Ia memakai data historis untuk keputusan yang lebih cerdas. Face ID di ponselmu, kamera mobil otonom, atau sistem pengenalan suara adalah contoh nyata. Semakin sering dipakai, semakin tajam prediksinya karena “ingat” pola yang baru saja dilihat.
3. Theory of Mind
Masih di ranah riset, konsep ini menargetkan AI yang paham emosi, niat, dan konteks sosial manusia. Bayangkan asisten digital yang bisa merespons berbeda kalau kamu sedang senang atau bete. Seru, tapi butuh lompatan besar di ilmu komputer, psikologi, dan etika.
4. Self-Aware AI
Tahap paling futuristik: AI yang sadar diri, mampu merenung, bahkan punya nilai moral. Untuk sementara, ini baru jadi perdebatan di jurnal dan film fiksi ilmiah sekaligus alarm agar kita menata regulasi dan keamanan sejak sekarang.
Pengelompokan AI Berdasarkan Kemampuan (scope of intelligence)
1. Narrow AI
Versi yang sudah hidup bareng kita. Ia fokus di satu tugas dan jago banget di sana mulai dari Siri, Alexa, personalisasi feed TikTok, sampai sistem rekomendasi Netflix. Sempit ruang lingkupnya, tapi super-praktis.
2. Artificial General Intelligence (AGI)
Target besarnya: AI yang bisa belajar apa pun seperti manusia, lalu pindah domain tanpa perlu dilatih dari nol. Kalau berhasil, AGI bisa bantu riset obat baru, jadi partner brainstorming bisnis, atau bahkan jadi “rekan kerja” lintas departemen. Saat ini masih prototipe di lab.
3. Artificial Superintelligence (ASI)
Level dewa: kecerdasan yang melampaui manusia di semua bidang sains, seni, strategi. Bisa jadi solusi canggih (obat kanker universal) sekaligus risiko (siapa yang mengendalikannya?). Etika, governance, dan “kill switch” menjadi topik panas sebelum kita sampai ke sini.
Sekarang kamu udah ngeh, kan, kalau AI itu mulai dari yang cuma “refleks” sampai yang nanti bisa supercerdas? Di keseharian, kita baru main di level Narrow AI dan Limited Memory contohnya playlist yang pas banget sama mood kamu. Sambil nikmatin kemudahannya, yuk tetap update soal AGI dan ASI biar siap menghadapi tantangan etika dan sosial. Terus belajar, terus coba-coba, dan jadikan AI rekan cerdas, bukan hal yang menakutkan.
Referensi:


Posting Komentar
0Komentar