Perangkat Pembelajaran Deep Learning Bahasa Indonesia Fase D Kelas 7

Admin
Oleh -
0

Admin - Bahasa Indonesia tidak sekadar alat komunikasi, tetapi juga sarana berpikir, berkreasi, dan membangun karakter bangsa. Di madrasah, mata pelajaran ini menjadi jembatan antara kecerdasan bahasa dan kecerdasan spiritual — menumbuhkan peserta didik yang literat, santun, dan berakhlak mulia.

Melalui pendekatan Deep Learning, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar peserta didik tidak hanya memahami kaidah berbahasa, tetapi juga mampu menafsirkan makna, mengekspresikan gagasan, serta mengaitkannya dengan nilai-nilai kehidupan nyata.

Bahasa Indonesia Fase D Kelas 7 berperan penting dalam melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif — sekaligus memperkuat identitas kebangsaan melalui bahasa persatuan.

Penyusunan perangkat pembelajaran ini berpijak pada Surat Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 046/H/KR/2025 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, diperkaya dengan nilai-nilai Panca Cinta Kurikulum Berbasis Cinta, serta berorientasi pada 8 Dimensi Profil Lulusanagar pembelajaran menjadi reflektif, kontekstual, dan bernilai karakter.


Konsep Deep Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendekatan Deep Learning pada Bahasa Indonesia mendorong peserta didik untuk berpikir mendalam terhadap pesan dan nilai dalam teks, baik sastra maupun nonsastra.

Peserta didik tidak hanya membaca atau menulis, tetapi juga menafsirkan makna, membangun makna baru, dan mengomunikasikannya dengan cara yang beretika dan inspiratif.

Pembelajaran diarahkan agar peserta didik:

  • Menganalisis gagasan, pandangan, dan pesan dari teks yang didengar, dibaca, dan dipirsa.
  • Menulis dan berbicara dengan struktur logis, bahasa indah, serta makna yang kuat.
  • Mengevaluasi sumber informasi secara kritis untuk melatih literasi digital dan moral.
  • Menunjukkan kemampuan berkomunikasi efektif dan empatik dalam kehidupan sehari-hari.

Guru berperan sebagai fasilitator literasi dan keteladanan berbahasa, menjadikan kelas sebagai ruang ekspresi nilai, logika, dan rasa.


Elaborasi Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Indonesia Fase D

1. Menyimak: Mendengar dengan Nurani dan Nalar

Peserta didik menganalisis gagasan, pandangan, dan pesan dari teks nonsastra (pidato, berita, wawancara) serta unsur intrinsik teks sastra (cerpen, puisi, drama) yang didengarkan.

Kegiatan pembelajaran:

  • Mendengarkan pembacaan teks sastra dan menelaah pesan moralnya.
  • Diskusi reflektif tentang makna kehidupan dalam puisi atau kisah inspiratif.
  • Simulasi mendengarkan berita dan mengidentifikasi pesan tersirat.

Pendekatan ini mengasah penalaran kritis, komunikasi, dan keimanan, karena peserta didik belajar menangkap pesan etis dan spiritual di balik bahasa.


2. Membaca dan Memirsa: Literasi Visual dan Nilai Kehidupan

Peserta didik menganalisis informasi dari berbagai teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna tersurat dan tersirat, serta mengevaluasi kredibilitas informasi.

Kegiatan pembelajaran:

  • Menganalisis teks iklan, poster, atau video edukatif.
  • Kajian makna simbolik dalam teks budaya dan agama.
  • Proyek literasi digital: “Saring Sebelum Sharing.”

Melalui Deep Learning, peserta didik belajar membaca dengan hati dan pikiran, mengembangkan kolaborasi dan kewargaan yang beretika dan bertanggung jawab.

3. Berbicara dan Mempresentasikan: Bahasa sebagai Aksi dan Inspirasi

Peserta didik mempresentasikan gagasan dan solusi secara kritis dan kreatif dalam bentuk monolog, dialog, atau diskusi ilmiah.

Kegiatan pembelajaran:

  • Debat ilmiah bertema lingkungan atau sosial keagamaan.

  • Presentasi “Cerita Inspiratif dari Madrasahku.”

  • Monolog puisi bertema cinta tanah air.

Melalui kegiatan ini, siswa belajar berkomunikasi efektif, menghargai perbedaan pendapat, dan menumbuhkan kepercayaan diri dalam mengemukakan ide.


4. Menulis: Menyusun Makna, Menyemai Nilai

Peserta didik menulis gagasan, pengalaman, atau pendapat dalam berbagai tipe teks (deskripsi, narasi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi) secara logis, indah, dan bermakna.

Kegiatan pembelajaran:

  • Menulis esai reflektif “Bahasaku, Cerminan Diriku.”
  • Menulis teks argumentatif tentang isu sosial di lingkungan madrasah.
  • Proyek literasi kreatif: “Antologi Puisi Cinta dan Kemanusiaan.”

Menulis bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi sarana membangun kesadaran diri dan kemanusiaan, selaras dengan dimensi kreativitas, kemandirian, dan keimanan.

Integrasi Panca Cinta dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Perangkat pembelajaran ini diperkaya dengan Panca Cinta — lima pilar Kurikulum Berbasis Cinta yang menjadi ciri khas madrasah berkarakter rahmatan lil ‘alamin.

1. Cinta Allah Swt. dan Rasul-Nya

Bahasa digunakan sebagai medium dakwah dan kebaikan.

Melalui pembacaan teks sastra islami dan refleksi makna ayat atau hadis, siswa belajar bahwa setiap kata seharusnya menjadi doa dan cahaya bagi sesama.


2. Cinta Ilmu

Menulis dan membaca menjadi jalan menuntut ilmu.

Peserta didik diajak mengeksplorasi nilai-nilai keilmuan dalam teks dan belajar mengungkapkannya secara logis dan indah.

3. Cinta Lingkungan

Tema-tema tentang alam, madrasah hijau, dan lingkungan hidup diangkat dalam teks.

Peserta didik memahami bahwa menjaga bahasa berarti menjaga kehidupan dan keseimbangan alam.


4. Cinta Diri dan Sesama Manusia

Melalui kegiatan menulis puisi, cerpen, dan dialog, siswa belajar mengekspresikan emosi positif, empati, dan kasih sayang terhadap sesama.

Bahasa menjadi alat membangun harmoni sosial.


5. Cinta Tanah Air

Bahasa Indonesia adalah simbol persatuan bangsa.

Melalui kegiatan lomba pidato, drama bertema nasionalisme, dan menulis puisi tentang Indonesia, peserta didik menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah air.


Tujuan dan Manfaat

Tujuan:

  • Menjadi pedoman guru dalam merancang pembelajaran literatif, reflektif, dan berbasis karakter.
  • Membentuk peserta didik yang beriman, cerdas, kreatif, dan komunikatif.
  • Mengembangkan 8 Dimensi Profil Lulusan: keimanan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.

Manfaat:

  • Guru memiliki perangkat ajar yang kontekstual dan inspiratif.
  • Peserta didik mengalami proses belajar yang bermakna dan menyenangkan.
  • Madrasah menjadi pusat penguatan budaya literasi dan karakter kebangsaan.


Kesimpulan

Perangkat Pembelajaran Deep Learning Bahasa Indonesia Fase D Kelas 7 ini dirancang untuk membangun keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan emosional melalui bahasa.

Dengan integrasi Panca Cinta dan 8 Dimensi Profil Lulusan, pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya melahirkan siswa yang pandai berkata, tetapi juga bijak dalam berpikir dan berperilaku.


📥 Unduh Perangkat Lengkap di bawah ini:

  • Capaian Pembelajaran (Unduh)
  • Alur Tujuan Pembelajaran (Unduh)
  • Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (Unduh)
  • Lembar Kerja Peserta Didik (Unduh)


Semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)