Perangkat Pembelajaran Deep Learning Seni Teater Fase D Kelas 8

Ali Mursyid
Oleh -
0

Admin - Seni Teater di madrasah merupakan ruang pembelajaran yang memadukan tubuh, suara, emosi, pikiran, dan nilai dalam satu proses utuh. Melalui Seni Teater, peserta didik belajar mengenali diri, memahami orang lain, serta mengekspresikan gagasan dan perasaan secara kreatif dan bertanggung jawab.

Pembelajaran Seni Teater tidak hanya bertujuan melatih kemampuan bermain peran, tetapi juga menumbuhkan empati, keberanian, kerja sama, dan kepekaan sosial. Setiap adegan, dialog, dan ekspresi menjadi sarana refleksi atas realitas kehidupan sehari-hari peserta didik.

Dengan pendekatan Deep Learning, pembelajaran Seni Teater diarahkan agar peserta didik tidak sekadar tampil di atas panggung, tetapi mampu mengalami proses keaktoran, merefleksikan peran, merancang artistik, mencipta pertunjukan, dan menghadirkan dampak nyata bagi diri dan lingkungannya.

Seni Teater Fase D Kelas 8 menjadi wahana strategis untuk membentuk peserta didik yang percaya diri, komunikatif, kritis, dan berkarakter, serta mampu menyuarakan nilai-nilai kebaikan melalui pertunjukan yang bermakna.

Penyusunan perangkat pembelajaran ini berpijak pada Surat Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 046/H/KR/2025 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, diperkaya dengan nilai-nilai Panca Cinta Kurikulum Berbasis Cinta, serta berorientasi pada 8 Dimensi Profil Lulusanagar pembelajaran menjadi reflektif, kontekstual, dan bernilai karakter.


Konsep Deep Learning dalam Pembelajaran Seni Teater

Pendekatan Deep Learning dalam Seni Teater menempatkan peserta didik sebagai subjek aktif yang mengalami langsung proses keaktoran dan penciptaan pertunjukan, bukan sekadar menghafal dialog atau gerak.

Peserta didik tidak hanya menghasilkan karya, tetapi memahami proses visual, mengolah pengalaman, serta mengekspresikan gagasan dengan kesadaran estetik dan nilai.

Pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu:

  • Memahami karakter dan konflik secara mendalam.

  • Mengaitkan peran dengan pengalaman hidup nyata.

  • Merefleksikan dampak bermain peran terhadap sikap dan emosi diri.

  • Menciptakan pertunjukan yang relevan dengan kehidupan mereka.

Guru berperan sebagai sutradara pembelajaran, fasilitator kreativitas, sekaligus pendamping refleksi nilai.


Elaborasi Capaian Pembelajaran (CP) Seni Teater Fase D

1. Mengalami (Experiencing): Menyadari Tubuh, Suara, dan Karakter

Peserta didik mengeksplorasi olah tubuh, mimik wajah, dan vokal sebagai dasar keaktoran; mengidentifikasi karakter melalui analisis karakteristik dan sosiologis; serta mengenal berbagai bentuk teater.

Kegiatan pembelajaran:

  • Latihan olah tubuh, vokal, dan ekspresi wajah.

  • Permainan peran sederhana berbasis imajinasi.

  • Diskusi pengenalan bentuk-bentuk teater.

Melalui proses ini, peserta didik menyadari bahwa tubuh dan suara adalah alat komunikasi dan ekspresi diri.


2. Merefleksikan (Reflecting): Menilai Pengalaman Bermain Peran

Peserta didik menjelaskan pengalaman bermain peran dan dampaknya terhadap diri sendiri, serta memberikan apresiasi dan umpan balik berdasarkan pengalaman pribadi.

Kegiatan pembelajaran:

  • Refleksi tertulis atau lisan setelah bermain peran.

  • Diskusi perasaan, tantangan, dan pembelajaran dari peran.

  • Memberi umpan balik positif kepada teman.

Pembelajaran ini menumbuhkan kesadaran diri, empati, dan kemampuan berkomunikasi secara santun.

3. Berpikir dan Bekerja Secara Artistik: Merancang Panggung Kreatif

Peserta didik mengeksplorasi dan merancang tata artistik panggung dengan mempertimbangkan elemen rupa sederhana dari bahan yang ada di lingkungan sekitar serta memanfaatkan teknologi digital.

Kegiatan pembelajaran:

  • Mendesain properti dan latar panggung sederhana.

  • Memanfaatkan bahan bekas dan media digital.

  • Diskusi fungsi artistik dalam pertunjukan.

Melalui Deep Learning, peserta didik memahami bahwa keterbatasan bukan penghalang kreativitas.

4. Menciptakan (Creating): Menyusun Cerita dan Memainkan Lakon

Peserta didik mengidentifikasi karakter dalam sebuah cerita, menyusun alur cerita sederhana, serta memainkan lakon dengan satu gaya yang mudah dipahami dalam pertunjukan sederhana di kelas atau satuan pendidikan.

Kegiatan pembelajaran:

  • Menulis naskah pendek berbasis pengalaman murid.

  • Pembagian peran dan latihan adegan.

  • Pementasan teater sederhana.

Pembelajaran ini melatih kerja sama, tanggung jawab, dan keberanian tampil.

5. Berdampak (Impacting): Teater sebagai Cermin Kehidupan

Peserta didik membuat pertunjukan teater yang relevan dengan kehidupan mereka.

Kegiatan pembelajaran:

  • Mengangkat tema persahabatan, keluarga, sekolah, atau lingkungan.

  • Pementasan untuk warga kelas atau madrasah.

  • Refleksi dampak pesan pertunjukan.

Pembelajaran ini menegaskan bahwa teater adalah media menyuarakan nilai dan realitas sosial.

Integrasi Panca Cinta dalam Pembelajaran Seni Teater

Perangkat pembelajaran ini diperkaya dengan Panca Cinta — lima pilar Kurikulum Berbasis Cinta yang menjadi ciri khas madrasah berkarakter dimensi profil lulusan.

1. Cinta Allah Swt. dan Rasul-Nya

Peserta didik menyadari bakat dan kreativitas sebagai amanah dari Allah Swt.


2. Cinta Ilmu

Teater dipelajari sebagai seni, ilmu komunikasi, dan sarana pembentukan karakter.


3. Cinta Lingkungan

Pemanfaatan bahan sederhana dan ramah lingkungan dalam tata artistik.


4. Cinta Diri dan Sesama Manusia

Bermain peran menumbuhkan empati, toleransi, dan saling menghargai.


5. Cinta Tanah Air

Pertunjukan mengangkat nilai budaya dan realitas kehidupan masyarakat Indonesia.


Tujuan dan Manfaat

Tujuan:

  • Menjadi pedoman guru dalam menyelenggarakan pembelajaran Seni Teater yang reflektif dan bermakna.
  • Membentuk peserta didik yang komunikatif, kreatif, dan berempati.
  • Mengembangkan 8 Dimensi Profil Lulusan secara holistik.

Manfaat:

  • Guru memiliki perangkat ajar Seni Teater yang kontekstual dan inspiratif.
  • Peserta didik mampu mengekspresikan diri secara sehat dan bertanggung jawab.
  • Madrasah menjadi ruang tumbuh seni, nilai, dan karakter.


Kesimpulan

Perangkat Pembelajaran Deep Learning Seni Teater Fase D Kelas 8 dirancang untuk mengembangkan ekspresi diri, empati sosial, kreativitas, dan keberanian berkomunikasi melalui proses bermain peran dan penciptaan pertunjukan.

Dengan integrasi Panca Cinta dan 8 Dimensi Profil Lulusan, pembelajaran Seni Teater tidak hanya melahirkan pemain panggung, tetapi pribadi yang peka, reflektif, dan mampu menyuarakan kebaikan melalui seni.


📥 Unduh Perangkat Lengkap di bawah ini:

  • Capaian Pembelajaran (Unduh)


Semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)