Admin - Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati peristiwa besar yang terjadi pada malam ke-27 bulan Rajab, yaitu Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Perjalanan ini bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga mengandung makna mendalam, terutama karena Nabi Muhammad SAW membawa amanah besar berupa kewajiban shalat lima waktu.
Isra' Mi'raj terjadi pada masa-masa sulit dalam hidup Rasulullah SAW, ketika beliau kehilangan dua orang tercinta: istrinya, Sayyidah Khadijah RA, dan pamannya, Abu Thalib. Sebagai bentuk penghiburan dan tanda kekuasaan-Nya, Allah SWT memperjalankan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Yerusalem, hingga ke Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang hanya dapat dijangkau oleh Nabi. Dalam perjalanan ini, Nabi didampingi oleh Malaikat Jibril AS, yang berperan sebagai pemandu.
Keistimewaan Perjalanan Isra' Mi'raj
Kisah Isra' Mi'raj banyak diceritakan dalam kitab-kitab klasik, salah satunya adalah Qishshatul Mi’raj, karya Syekh Najmuddin al-Ghaithi. Kitab ini memberikan gambaran detail tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW, mulai dari awal hingga akhirnya kembali ke bumi. Dengan deskripsi yang sangat rinci, pembaca seolah-olah ikut menyaksikan setiap momen perjalanan tersebut.
![]() |
Cover Kitab Ad-Dardir 'Ala Qishshatil Mi’raj |
Perjalanan ini dimulai ketika Malaikat Jibril, Mikail, dan satu malaikat lainnya datang membawa air zamzam untuk menyucikan hati Nabi Muhammad SAW. Hati beliau dibersihkan dari keburukan dan diisi dengan kebaikan, seperti pengetahuan, keimanan, dan keyakinan yang mendalam. Nabi kemudian menaiki Buraq, kendaraan khusus berwarna putih yang ukurannya lebih kecil dari kuda, tetapi lebih besar dari keledai. Buraq memiliki kemampuan luar biasa untuk menyesuaikan langkahnya dengan medan perjalanan, sehingga Nabi tetap merasa nyaman meskipun melalui jalan menanjak atau menurun.
Pengalaman Spiritual dan Hikmah untuk Umat Islam
Meskipun hanya berlangsung dalam satu malam, perjalanan Isra' Mi'raj penuh dengan pengalaman dan pelajaran spiritual. Nabi Muhammad SAW menyaksikan banyak peristiwa yang mengandung pesan mendalam bagi umatnya. Malaikat Jibril AS selalu memberikan penjelasan terkait setiap peristiwa yang ditemui Nabi selama perjalanan tersebut.
Salah satu momen penting dalam Mikraj adalah pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT, di mana beliau menerima perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu. Awalnya, shalat diwajibkan sebanyak 50 kali sehari, tetapi atas saran Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW kembali kepada Allah untuk meminta keringanan hingga menjadi lima waktu sehari.
Keimanan dan Keteguhan Nabi Muhammad SAW
Ketika kembali ke Mekah, Nabi Muhammad SAW menceritakan pengalaman Isra' Mi'raj kepada penduduk Quraisy. Peristiwa ini ditanggapi dengan skeptisisme oleh kaum kafir Quraisy karena dianggap tidak masuk akal. Namun, Sayyidina Abu Bakar RA langsung mempercayai kisah tersebut tanpa ragu, sehingga beliau mendapatkan gelar Ash-Shiddiq.
Hikmah Isra' Mi'raj bagi Pelajar Muslim
1. Pentingnya Kedisiplinan melalui Shalat Lima Waktu
Isra' Mi'raj mengajarkan bahwa shalat adalah kewajiban utama bagi umat Islam, sekaligus menjadi bentuk kedekatan kepada Allah SWT. Shalat lima waktu tidak hanya sebagai ibadah, tetapi juga melatih kedisiplinan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Contoh Aktivitas:
Membiasakan shalat tepat waktu sebagai bagian dari rutinitas harian.
Mengikuti shalat berjamaah di masjid untuk melatih tanggung jawab dan komitmen terhadap waktu.
2. Kesabaran dalam Menghadapi Ujian
Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak tantangan, termasuk ketidakpercayaan kaum kafir Quraisy terhadap kisah Isra' Mi'raj. Bagi pelajar, kesabaran adalah kunci untuk menghadapi tekanan belajar, ujian, atau kegagalan.
Contoh Aktivitas:
Ketika nilai tidak sesuai harapan, gunakan sebagai motivasi untuk belajar lebih baik, bukan alasan untuk menyerah.
Berpartisipasi dalam lomba atau kegiatan kompetitif untuk melatih mental tangguh.
3. Menjaga Keimanan di Tengah Kesibukan Duniawi
Perjalanan Isra' Mi'raj menunjukkan kebesaran Allah SWT dan pentingnya keimanan yang kokoh. Bagi pelajar, keimanan yang kuat menjadi pondasi untuk menghadapi godaan dan tantangan.
Contoh Aktivitas:
Menyisihkan waktu untuk membaca Al-Qur’an setiap hari, meskipun hanya beberapa ayat.
Mengikuti kegiatan rohani di sekolah, seperti kajian keislaman atau mentoring agama.
4. Semangat Belajar dan Meraih Cita-Cita
Perjalanan Nabi Muhammad SAW hingga Sidratul Muntaha mengajarkan kita untuk memiliki tujuan hidup yang tinggi. Pelajar Muslim dapat mencontoh semangat ini untuk terus belajar dan berusaha mencapai impian.
Contoh Aktivitas:
Membuat target pendidikan, seperti menghafal Al-Qur’an, meraih nilai terbaik, atau lulus di perguruan tinggi impian.
Mencari inspirasi dari biografi tokoh Muslim yang sukses di bidang pendidikan atau profesi.
5. Pentingnya Persatuan dan Kerjasama
Nabi Muhammad SAW menjadi imam bagi para nabi dalam perjalanan Isra' Mi'raj, yang menunjukkan pentingnya persatuan umat. Bagi pelajar, ini bisa diterapkan dalam bekerja sama dengan teman dan guru untuk mencapai tujuan bersama.
Contoh Aktivitas:
Aktif dalam organisasi siswa untuk melatih kemampuan berorganisasi dan bekerja sama.
Membantu teman yang kesulitan dalam pelajaran, mencerminkan sikap tolong-menolong dalam kebaikan.
Isra' Mi'raj: Inspirasi Pelajar Muslim untuk Sukses
Isra' Mi'raj bukan hanya sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga inspirasi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Bagi pelajar Muslim, peristiwa ini memberikan pelajaran penting tentang kedisiplinan, kesabaran, dan semangat untuk meraih cita-cita setinggi langit. Dengan meneladani nilai-nilai yang diajarkan dalam Isra' Mi'raj, pelajar Muslim dapat menjadi generasi yang unggul, berprestasi, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam.
Jadikan Isra' Mi'raj sebagai pengingat bahwa dengan iman, usaha, dan doa, tidak ada cita-cita yang terlalu tinggi untuk dicapai.
Ali Mursyid, S.Hum., M.Pd.
(Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum MTs Muslimin)
Posting Komentar
0Komentar