Capaian Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Sesuai Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 032/H/KR/2024 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
Rasional
Keberadaan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) dalam kurikulum pendidikan menegaskan posisinya sebagai pembelajaran bagi peserta didik. Semua anak tanpa terkecuali akan menempuh perjalanan pembelajaran yang dipandu secara pedagogis untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman serta sikap terhadap gerak dan kesehatan. Dengan kata lain, PJOK adalah suatu mata pelajaran yang bertujuan untuk memfasilitasi anak dalam menemukan nikmatnya aktif bergerak dan menjadi sehat. Di sinilah esensi pembelajaran gerak sebagai jantung mata pelajaran PJOK, meskipun peserta didik juga dapat belajar aspek-aspek lain melalui situasi gerak.
Sebagai suatu perjalanan pembelajaran, kurikulum PJOK harus dirancang sebagai pengalaman belajar yang berpotensi meningkatkan keterampilan, konsep, dan strategi gerak beserta penerapannya, melintasi berbagai konteks aktivitas jasmani. Perjalanan kurikuler ini dapat digambarkan melalui ilustrasi bentuk berlian dengan kecilnya area bagian bawah yang menggambarkan pengenalan awal dengan keterampilan gerak fundamental. Keterampilan gerak fundamental yang solid ini penting karena akan menjadi prasyarat penting untuk kecakapan bergerak di kemudian waktu. Kenyataannya, mereka yang aktif berpartisipasi dalam olahraga, aktivitas jasmani, ataupun rekreasi aktif sepanjang hayat adalah mereka yang memiliki keterampilan gerak fundamental yang mapan, mengeksplorasi berbagai kemungkinan partisipasi, dan pada akhirnya menentukan pilihan partisipasi tertentu dengan bekal keahlian geraknya. Model kurikulum di bawah ini menggambarkan area pengalaman belajar gerak sebagaimana peserta didik menempuh perjalanan kependidikan mereka. Model kurikulum dengan bentuk berlian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Bagian bawah berlian menyajikan fase-fase awal dimana peserta didik dikenalkan dengan keterampilan gerak fundamental dan pemahaman konsep gerak. Sebagaimana anak mulai berkembang, pengenalan keterampilan gerak dirancang lebih mengarah pada kompetensi dasar yang akan menjadi fondasi untuk terampil bergerak, tahu dan paham bergerak, serta bersikap dalam konteks gerak. Fondasi ini nantinya akan berperan sebagai penyangga yang dibutuhkan untuk berolahraga dan beraktivitas jasmani di masa remaja dan dewasa mereka.
Pada fase-fase menengah, fokus kurikulum akan bergeser dari fondasi menuju penggunaan keterampilan dan konsep yang sudah dipelajari sebelumnya ke dalam berbagai format gerak. Artinya, peserta didik masih terus mengembangkan dan mempelajari keterampilan gerak, tapi lebih fokus pada eksplorasi penerapannya dalam berbagai jenis olahraga dan aktivitas fisik. Eksplorasi berbagai kemungkinan ini diwakili oleh area tengah dalam berlian yang semakin melebar. Tujuan akhir eksplorasi adalah membantu peserta didik dalam menemukan jenis aktivitas yang dapat menjadi kegemaran dan bermakna bagi dirinya.
Pada akhirnya bagian atas berlian merepresentasikan area yang kembali menyempit. Ini memberi gambaran tentang pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik dalam membuat keputusan tentang aktivitas jasmani yang menjadi minat dan keinginannya untuk dikuasai. Pada tahap ini, peserta didik mengembangkan beberapa keahlian saja, tetapi hal tersebut menjadi disposisi penting untuk berpartisipasi dalam aktivitas dengan penuh percaya diri. Dengan kata lain, melalui fase-fase akhir ini peserta didik menyempurnakan dan menghaluskan keterampilan dan konsep gerak yang dipelajari sebelumnya untuk diterapkan dalam olahraga dan aktivitas jasmani yang spesifik. Bangunan berlian secara keseluruhan menegaskan alur kurikulum yang harus dirancang untuk membangkitkan minat dan keterlibatan peserta didik dalam aktivitas jasmani serta memperkaya manfaat aktif sepanjang hayat.
Manfaat paling nyata dari aktif secara jasmani adalah kesehatan. Kurikulum PJOK harus menyertakan dimensi manfaat kesehatan sebagai bagian tidak terpisahkan dari pengalaman belajar peserta didik. Menyertakan pembelajaran kesehatan dapat memfasilitasi peserta didik guna mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk memahami isu-isu kesehatan dan mengambil keputusan yang tepat terkait dengan kesehatan mereka. Kompetensi ini akan menjadi bekal penting bagi mereka dalam mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
Mata pelajaran PJOK bersifat holistik di mana pembelajaran gerak tidak semata-mata memfokuskan pada aspek jasmani saja. Selain belajar tentang gerak, peserta didik juga dapat belajar di dalam dan melalui gerak dengan mengembangkan keterampilan personal dan sosial melalui interaksi dengan orang lain dalam kelas dan konteks gerak. Fair play dan kerja tim adalah esensial dalam konteks gerak yang dapat memfasilitasi pembelajaran keterampilan abad 21 seperti pengambilan keputusan, komunikasi, kolaborasi, tanggung jawab, kepemimpinan, partisipasi yang inklusif dan adil secara sosial, dan sikap etis.
Semua aspek kompetensi yang akan dicapai melalui pembelajaran PJOK menjadi satu kesatuan utuh dan saling melengkapi. Ini penting karena akan menjadi daya dukung bagi peserta didik dalam menghadapi dunia yang cepat berubah, menghadapi tantangan baru, dan memberi kontribusi pada kesejahteraan diri maupun orang lain.
Tujuan
Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Olahraga (PJOK) bertujuan sebagai pembelajaran bagi peserta didik dalam:
1. mengembangkan, menerapkan, dan mengevaluasi keterampilan, konsep, dan strategi gerak yang akan menjadi disposisi untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas jasmani dengan penuh kepercayaan diri, kompetensi, dan kreativitas;
2. membantu dan memberi dukungan mereka dalam memilih gaya hidup sehat dan aktif secara jasmani;
3. membangun dan menerapkan keterampilan sosial dan emosional melalui konteks pembelajaran yang menekankan nilai-nilai fair play, kerja tim, dan inklusivitas; dan
4. menanamkan apresiasi dan mengembangkan sikap positif untuk aktif secara jasmani sepanjang hayat sebagai upaya peningkatan keseluruhan kualitas hidup.
Karakteristik
Mata pelajaran PJOK menyediakan konteks unik bagi pembelajaran peserta didik. Tujuh karakteristik tersebut diuraikan di bawah ini.
1. Menggunakan pendekatan holistik dalam memaknai wellbeing. Meskipun penamaan mata pelajaran ini mengisyaratkan fokus pada jasmani, PJOK membahas juga aspek-aspek mental, sosial, emosional dan karakter serta bagaimana dimensi-dimensi ini saling terkait.
2. Menekankan pembelajaran aktif dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Di sini ada pergeseran dari situasi pembelajaran dengan guru sebagai satu-satunya otoritas, menjadi pembelajaran yang turut diarahkan oleh peserta didik dan lebih kolaboratif. Pendekatan pembelajaran ini menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses pembelajaran, menekankan partisipasi aktif, mengembangkan otonomi dan kepemilikan terhadap pembelajaran mereka sendiri.
3. Memfasilitasi pengalaman belajar yang dapat mengembangkan keterampilan. Pengalaman belajar ini dimulai dengan mengenalkan peserta didik dengan keterampilan gerak fundamental, mengelaborasi berbagai keterampilan gerak, dan mengembangkan keterampilan gerak spesifik yang diperlukan untuk merespons berbagai aktivitas jasmani.
4. Menanamkan tanggung jawab dan perilaku belajar sepanjang hayat untuk berkomitmen terhadap aktivitas jasmani dan kesehatan. Peserta didik belajar untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai, bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri dan orang-orang di sekitarnya, dan serta mengembangkan sikap positif terhadap aktivitas jasmani. Aktivitas pembelajaran juga mendorong mereka untuk bekerja secara kolaboratif, berkomunikasi secara efektif, dan mempertunjukkan sikap hormat dan peduli dalam konteks gerak dan kehidupan sehari-hari.
5. Mendorong keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Peserta didik menganalisis pola gerak, mengevaluasi strategi, mengambil keputusan selama aktivitas jasmani, dan menerapkan teknik pemecahan masalah untuk mengatasi masalah dan meningkatkan penampilan gerak.
6. Menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai perbedaan individu. Pembelajaran PJOK mendorong partisipasi semua peserta didik tanpa terkecuali dan mengembangkan lingkungan yang aman, suportif, dan bebas dari diskriminasi.
7. Memfasilitasi refleksi dan penilaian autentik. PJOK memberikan kesempatan peserta didik untuk merenungkan proses dan hasil belajarnya, mengevaluasi penampilan mereka sendiri dan orang lain, menetapkan tujuan untuk meningkatkan, dan mengembangkan strategi pemantauannya.
Elemen dan deskripsi elemen mata pelajaran PJOK adalah sebagai berikut.
|
Elemen |
Deksripsi |
|
Terampil
Bergerak |
Elemen
ini merujuk pada pembelajaran keterampilan gerak (fundamental dan spesifik)
yang esensial untuk dapat terlibat dalam aktivitas jasmani dan gaya hidup
sehat. Peserta didik juga menerapkan konsep dan strategi gerak untuk
meningkatkan penampilan dan bergerak dengan kompeten dan serta kepercayaan
diri. Konten dan aktivitas pembelajaran ini beragam jenis sesuai dengan minat
peserta didik, kebutuhan dan konteks di mana mereka tinggal. Beberapa
contohnya termasuk permainan tradisional, olahraga individu maupun tim, bela
diri, permainan kooperatif, latihan kebugaran, aktivitas luar ruang dan
kepetualangan. Terampil bergerak bertujuan untuk membangun fondasi dasar
keterampilan motorik dan literasi jasmani, memeroleh dan menghaluskan
berbagai keterampilan aktivitas jasmani, dan pada akhirnya menjadi mumpuni
dalam aktivitas jasmani yang menjadi minat dan kegemaran masing-masing.
Pengalaman pembelajaran dalam elemen ini harus memaksimalkan waktu belajar
untuk menerapkan dan mempraktikkan gerak. |
|
Belajar
melalui Gerak |
Konten
PJOK dalam elemen ini difokuskan pada keterampilan personal dan sosial yang
dikembangkan melalui partisipasi dalam gerak dan aktivitas jasmani. Keunikan
PJOK dalam memfasilitasi keterampilan ini adalah melalui pembelajaran yang
menekankan fair play dan kerja tim. Potensi yang dapat dicapai adalah
keterampilan komunikasi, kerjasama, pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
berpikir kritis dan kreatif, kolaborasi, dan kepemimpinan. Aktivitasnya
meliputi pembelajaran secara mandiri maupun berkelompok untuk menampilkan
gerak atau memecahkan masalah gerak. Pengalaman belajar peserta didik juga
dapat dikembangkan melalui pembelajaran pengambilan berbagai peran dalam
konteks olahraga dan aktivitas jasmani. |
|
Bergaya
Hidup Aktif |
Elemen
ini menitikberatkan pada promosi gaya hidup aktif dan mengembangkan kapasitas
peserta didik untuk merancang, menerapkan, dan mengevaluasi kebugaran mereka
sendiri. Tujuannya adalah untuk membekali mereka dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang tepat
tentang pilihan aktivitas jasmani dan memprioritaskan keseluruhan kesehatan
dan well-being mereka. Konten dalam elemen ini mencakup manfaat hidup aktif
dan partisipasi dalam aktivitas jasmani untuk kebugaran. Peserta didik juga
belajar tentang aspek-aspek perilaku yang terkait dengan aktivitas fisik yang
teratur dan mengembangkan disposisi yang akan mendorong mereka menjadi
individu yang aktif. |
|
Memilih
Hidup yang Menyehatkan |
Elemen
memilih hidup sehat menekankan pentingnya menentukan pilihan positif yang
terkait dengan kesehatan. Kompetensi ini dimungkinkan ketika peserta didik
memiliki kapasitas literasi kesehatan, yakni mendapatkan, memahami, dan
menerapkan informasi dan layanan kesehatan dalam rangka mempromosikan dan
menjaga kesehatan. Area konten yang dapat dicakup dalam elemen ini meliputi
nutrisi dan pola makan sehat, kebugaran dan aktivitas fisik, lingkungan dan
masyarakat yang sehat, keselamatan dan pencegahan cedera. |
Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase D, peserta didik menganalisis keterampilan gerak, mentransfer ke dalam berbagai situasi gerak, dan serta menjelaskan penerapan konsep dan strategi gerak untuk meningkatkan capaian keterampilan gerak. Mereka menguji berbagai strategi gerak dan membuktikan strategi yang paling efektif. Peserta didik mengkaji bagaimana modifikasi peralatan dan peraturan permainan dapat mendukung fair play dan partisipasi inklusif. Mereka juga menerapkan kepemimpinan, kolaborasi, dan pengambilan keputusan dalam berbagai konteks gerak. Peserta didik menggambarkan prinsip intensitas dan dampaknya pada tubuh saat melakukan aktivitas jasmani. Mereka juga mengusulkan strategi untuk meningkatkan partisipasi aktivitas jasmani dan pencegahan perilaku sedenter.
Capaian Pembelajaran setiap elemen adalah sebagai berikut.
|
Elemen |
Deksripsi |
|
Terampil
Bergerak |
Peserta
didik menganalisis dan menghaluskan keterampilan gerak serta mentransfernya
ke dalam berbagai situasi gerak. Peserta didik menyusun dan memeragakan strategi
gerak yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan capaian keterampilan gerak.
Peserta didik memeragakan dan menjelaskan konsep gerak yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan capaian keterampilan gerak. |
|
Belajar
melalui Gerak |
Peserta
didik mengemukakan dan membuktikan strategi gerak yang paling efektif dalam
situasi gerak yang berbeda. Peserta didik menginvestigasi modifikasi
peralatan, peraturan, dan sistem skoring yang mendukung fair play dan
partisipasi inklusif. Peserta didik menerapkan kepemimpinan, kolaborasi, dan
proses pengambilan keputusan kelompok ketika berpartisipasi di dalam berbagai
aktivitas jasmani. |
|
Bergaya
Hidup Aktif |
Peserta
didik berpartisipasi dalam aktivitas jasmani untuk menggambarkan reaksi tubuh
terhadap berbagai tingkat intensitas yang berbeda. Peserta didik
berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang menyehatkan di luar ruang dan/atau
lingkungan alam dan menggambarkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
meningkatkan partisipasi. Peserta didik menjelaskan dan mengusulkan strategi
peningkatan aktivitas jasmani dan pencegahan perilaku sedenter. |
|
Memilih
Hidup yang Menyehatkan |
Peserta
didik menganalisis risiko kesehatan akibat gaya hidup dan merancang tindakan
pencegahan melalui aktivitas jasmani berdasarkan rekomendasi otoritas
kesehatan. Peserta didik merancang pilihan makanan sehat berdasarkan analisis
kandungan gizi sesuai kebutuhan aktivitas jasmani. Peserta didik
mempraktikkan prosedur untuk menangani cedera yang berisiko terhadap
kesehatan dan keselamatan berdasarkan prinsip pertolongan pertama. |
Baca Juga:
Capaian Pembelajaran Mapel Pendidikan Pancasila Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Bahasa Indonesia Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Matematika Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Ilmu Pengetahuan Alam Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Ilmu Pengetahuan Sosial Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Bahasa Inggris Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Informatika Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Seni Musik Fase D
Capaian Pembelajaran Mapel Seni Rupa Fase D


Posting Komentar
0Komentar