Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sesuai Keputusan Kepala BSKAP Kemendikdasmen Tahun 2025

Admin
Oleh -
0

Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sesuai Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 046/H/KR/2025 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Rasional

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran strategis dalam membentuk individu yang sadar akan kompleksitas kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Upaya yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pengalaman belajar memahami, merefleksi, dan mengaplikasi. Murid tidak hanya mengenali konsep-konsep sosial, tetapi juga mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir kritis, reflektif, kreatif dan analitis serta menyelesaikan berbagai permasalahan sosial dalam kehidupan nyata, sehingga murid dapat menafsirkan realitas sosial secara komprehensif dan mengambil keputusan yang tepat.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran penting yang sangat relevan untuk mempersiapkan dan mencetak generasi muda yang memiliki keterampilan, karakter sosial yang kuat, melalui delapan dimensi profil lulusan dalam pembelajaran yang dapat mendorong murid untuk berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat, menghargai perbedaan, dan berinovasi dalam menghadapi tantangan baik tingkat lokal maupun global. Selain itu dalam pembelajaran IPS, murid diajarkan tentang keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME melalui pemahaman nilai moral dan etika dalam kehidupan sosial, seperti berbuat adil dan menghormati keberagaman, murid juga dilatih menjadi warga negara yang peduli dengan lingkungan dan sesama melalui proyek layanan masyarakat. Kreativitas murid diasah dengan mengembangkan ide untuk mengatasi masalah sosial, sementara kemandirian murid ditingkatkan dengan mencari solusi terhadap isu di sekitar. Kemampuan komunikasi diperkuat melalui diskusi kelompok yang mendorong penyampaian pendapat dengan jelas dan sikap saling mendengarkan. Murid belajar menyadari pentingnya kesehatan yang ditanamkan melalui pemahaman faktor sosial dan ekonomi yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat, serta partisipasi dalam kampanye hidup sehat. Dalam hal ini kolaborasi menjadi bagian penting dalam proyek kelompok, misalnya murid diajak untuk melakukan kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan, penyuluhan pola hidup bersih, atau menyusun menu makan sehat dan bergizi secara kelompok. Selain itu, murid dilatih berpikir kritis dengan menganalisis berita dan memverifikasi informasi di era big data sebelum menyebarkannya, sehingga murid menjadi konsumen informasi yang bijak.

Pembelajaran IPS perlu dirancang dengan pendekatan pembelajaran berkesadaran di mana murid diajak untuk memahami pentingnya materi yang dipelajari dan menyadari relevansinya dalam kehidupan. Melalui pembelajaran menggembirakan murid juga dapat mengalami proses pembelajaran lebih menyenangkan dan interaktif, sehingga meningkatkan motivasi serta keterlibatan aktif murid. Sementara itu, pembelajaran bermakna memastikan bahwa materi yang dipelajari murid tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menghubungkannya dengan praktik kehidupan nyata serta berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan demikian, pembelajaran IPS mampu mengasah kecerdasan intelektual yang dapat membentuk individu yang bijaksana dalam bertindak serta memperkaya wawasan murid.

Secara filosofis, IPS berpijak pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dalam sistem yang dinamis. Interaksi ini terus berkembang akibat berbagai faktor, seperti kemajuan teknologi, perubahan kebijakan, serta dinamika ekonomi dan budaya. Oleh karena itu, IPS menekankan pemahaman hubungan kausal dalam kehidupan sosial serta peran individu dan kelompok dalam membangun masyarakat yang berkeadaban.

Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, IPS juga berkaitan erat dengan perubahan sosial yang sering kali dipengaruhi oleh inovasi sains dan teknologi, seperti revolusi industri yang mengubah sistem ekonomi dan ketenagakerjaan, serta kecerdasan Artifisial dan digitalisasi yang mempengaruhi pola komunikasi dan interaksi sosial serta mengajarkan perkembangan teknologi dengan mengkaji dampaknya terhadap tatanan sosial, kebijakan ekonomi, serta nilai-nilai kemanusiaan.

Sebagai bidang kajian interdisipliner, IPS memiliki keterkaitan erat dengan berbagai disiplin ilmu. Geografi memberikan wawasan tentang hubungan manusia dengan ruang, lingkungan, serta sumber daya alam. Ekonomi membekali murid dengan pemahaman tentang keuangan, mekanisme pasar, dan dampak kebijakan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat, serta aktivitas ekonomi dari era Revolusi Industri 1.0 sampai dengan era digital. Sosiologi memahami norma, nilai sosial, perubahan sosial di masyarakat. Antropologi menekankan pada keragaman budaya di masyarakat. Sejarah membantu memahami dinamika peradaban dan perubahan sosial dari waktu ke waktu. Sementara itu, politik dan hukum memberikan wawasan tentang peran kebijakan pemerintah dan sistem hukum dalam membentuk kehidupan sosial. Dengan pendekatan komprehensif ini, IPS menjadi mata pelajaran yang membekali murid dengan wawasan luas, keterampilan analitis, serta kesadaran sosial yang mendalam.

Tujuan

Tujuan mata pelajaran IPS adalah agar murid mampu memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, serta dapat mengaplikasikan dan merefleksikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, kreatif, adaptif, dan solutif di tengah perkembangan global, sehingga murid dapat berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan sosial serta berkontribusi positif bagi masyarakat. Tujuan mata pelajaran IPS dengan menambahkan aspek pengalaman belajar mencakup:

1. Memahami dan merefleksikan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan manusia dalam ruang dan waktu, meliputi bidang sosial, budaya, dan ekonomi, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, membangkitkan kreativitas, dan berkolaborasi dalam masyarakat global melalui pengalaman belajar yang berbasis eksplorasi dan pemecahan masalah.

3. Menumbuhkan komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial, kemanusiaan, dan lingkungan dengan merefleksikan pengalaman serta mengaplikasikannya dalam tindakan nyata untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bangsa dan negara.

4. Menunjukkan hasil pemahaman konsep pengetahuan serta mengasah keterampilan melalui karya atau aksi sosial yang bermakna sebagai bentuk penerapan dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah diperoleh. 

Karakteristik

Karakteristik mata pelajaran IPS pada Fase D dan E mencerminkan keterpaduan berbagai disiplin ilmu seperti Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah dan Antropologi dalam memahami kehidupan manusia dalam konteks sosial, budaya, dan ekonomi. Pemahaman terhadap konsep-konsep dasar dari berbagai disiplin ilmu ini menjadi landasan dalam menganalisis fenomena sosial serta perubahan ruang dan waktu yang memengaruhi kehidupan masyarakat.

Pada Fase D, pembelajaran IPS dilakukan secara terpadu, sedangkan pada Fase E, pendekatan dapat bersifat disiplin ilmu tersendiri melalui mata pelajaran Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Sejarah dan Antropologi atau dapat dilaksanakan terpadu dengan menggunakan integrasi antardisiplin seperti pada Fase D.

Dalam proses pembelajaran, konsep-konsep ilmu sosial diaplikasikan melalui kajian terhadap fenomena nyata di masyarakat. Pendekatan berbasis proyek dan diskusi tentang problema menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis.

Pada Fase E, penerapan pembelajaran mendalam memungkinkan eksplorasi isu sosial dari berbagai perspektif ilmu sosial guna menemukan solusi yang tepat. Kegiatan berbasis aksi sosial juga menjadi bagian dari pembelajaran untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.

Refleksi terhadap proses pembelajaran dilakukan untuk mengevaluasi pemahaman dan efektivitas penerapan konsep ilmu sosial dalam kehidupan nyata. Evaluasi terhadap solusi yang dikembangkan dalam proyek menjadi bagian dari pembelajaran yang berkelanjutan. Kesadaran terhadap peran dalam masyarakat serta nilai-nilai sosial yang diperoleh melalui pembelajaran IPS membantu membentuk sikap tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap bangsa dan negara.

Terdapat dua elemen utama dalam IPS, yaitu pemahaman konsep dan keterampilan proses. Dalam melaksanakan pembelajaran, keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak diturunkan menjadi tujuan pembelajaran terpisah. Elemen dan deskripsi elemen mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut.

Elemen

Deskripsi

Pemahaman Konsep

Mata pelajaran IPS diawali dengan pemahaman mendalam terhadap materi meliputi definisi dan konsep yang dikaitkan dengan peristiwa dan fenomena manusia pada bidang sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Pemahaman konsep mata pelajaran IPS difokuskan pada materi yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan kunci sehingga perlu direkomendasikan materi ajar yang relevan. Elemen pemahaman konsep mengarahkan murid untuk dapat mendefinisikan, menafsirkan, dan merumuskan konsep atau teori dengan bahasa mereka sendiri. Pada elemen ini, murid tidak hanya hafal secara verbal, tetapi juga memahami konsep dan konteks dari masalah atau fakta yang ditanyakan.

Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang fokus pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas murid dalam memperoleh pengetahuan, nilai, dan sikap, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan proses dalam mata pelajaran IPS meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengorganisasikan, menarik kesimpulan, mengomunikasikan, mengevaluasi, merefleksi, dan merencanakan projek lanjutan untuk memahami lebih dalam peristiwa dan fenomena yang terjadi pada kehidupan manusia. Hal ini untuk mempersiapkan murid menjadi warga negara yang berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat yang berkebinekaan global.

Capaian Pembelajaran

Pada akhir Fase D, murid memiliki kemampuan sebagai berikut.

1.1.

Pemahaman Konsep

 

Menjelaskan keberagaman kondisi geografis Indonesia, konektivitas antarruang terhadap upaya pemanfaatan dan pelestarian potensi sumber daya alam, faktor aktivitas manusia terhadap perubahan iklim dan potensi bencana alam; memprediksi dampak perubahan iklim terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya masyarakat serta merefleksikan pola adaptasi terhadap perubahan iklim dan upaya mitigasi bencana untuk menunjang sustainable development goals (SDGs) dalam konteks lokal, regional, dan global; mengidentifikasi upaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan ekonomi, harga, pasar, lembaga keuangan, perdagangan internasional; menelaah peran masyarakat dan negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di era digital, serta potensi Indonesia menjadi negara maju; mengelaborasi proses interaksi sosial, lembaga sosial, dinamika sosial dan perubahan sistem sosial budaya dalam masyarakat yang majemuk untuk mewujudkan integrasi bangsa dengan prinsip kebhinekaan; menjelaskan konsep dasar ilmu sejarah yaitu manusia, ruang, waktu, kronologi, perubahan; menganalisis keterhubungan antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang ketika mempelajari sejarah lokal dan toponimi wilayah serta berbagai peristiwa atau kejadian penting dalam lingkup lokal, nasional dan global terkait asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan jalur rempah nusantara.

1.2.

Keterampilan Proses

 

Menerapkan pemahaman konsep melalui pendekatan keterampilan proses dengan cara mengamati fenomena dan peristiwa secara sistematis dengan menggunakan pancaindra serta menemukan persamaan dan perbedaannya; menanya dengan panduan pendidik, mengajukan pertanyaan untuk menggali dan klarifikasi informasi, serta mencari tahu penyebab dan memprediksinya; mengumpulkan informasi secara berkolaborasi, merencanakan dan melakukan penyelidikan, mengumpulkan informasi dengan sumber primer, dan mendokumentasikannya; berkolaborasi, mengolah informasi yang relevan serta memprioritaskan beberapa gagasan tertentu;  menguji dan menerapkan konsep melalui eksperimen, simulasi, studi kasus, atau situasi nyata untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan; mengevaluasi dan merefleksi serta melakukan perbaikan untuk menarik simpulan hasil penyelidikan dengan tepat; mengomunikasikan dan menyajikan hasil penyelidikan dengan menggunakan media informasi yang tepat; dan menyusun rencana tidak lanjut dari hasil penyelidikan yang telah dihasilkan secara kolaboratif.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)